Karakteristik geologi Provinsi Maluku adalah terdiri dari
batuan sedimen, batuan metamorfik dan batuan beku dengan penyebaran yang hampir
merata di setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi oleh klasifikasi umur
pulau/kepulauan yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu, pada periode Neogeon
sampai Paleoceen.
Karakteristik tersebut juga dipengaruhi oleh letak Maluku
diantara lempeng bumi Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda,
sehingga memberikan sebaran beberapa gunung api baik yang masih maupun sudah
tidak aktif lagi.
A. Maluku
Utara
Sebagian besar Provinsi Maluku Utara, terutama bagian
tengah dan utara, merupakan daerah pegunungan. Namun secara geologi bukanlah
pegunungan yang seragam. Artinya, bahan penyusunnya bervariasi.
1.
Fiografi Pulau Halmahera
a.
Mendala Fisiografi Halmahera Timur
Mendala Halmahera Timur meliputi lengan timur laut,
lengantenggara, dan beberapa pulau kecil di sebelah timur Pulau
Halmahera.Morfologi mendala ini terdiri dari pegunungan berlereng terjal dan
torehan sungai yang dalam, serta sebagian
mempunyai morfologi karst. Morfologi pegunungan berlereng terjal
merupakan cerminan batuan keras. Jenis batuan penyusun
pegunungan ini adalah batuan ultrabasa. Morfologi karst terdapatpada
daerah batugamping dengan perbukitan yang relatif rendah dan lerengyang landai.
b. Mendala fisiografi Halmahera Barat
Mendala Halmahera Barat bagian utara dan lengan selatanHalmahera. Morfologi mendala berupa perbukitan
yang tersusun atas batuansedimen, pada batugamping berumur Neogen dan
morfologi karst dan dibeberapa tempat
terdapat morfologi kasar yang merupakan cerminan batuan gunung api berumur
oligosen.
c.
Mendala busur kepulauan gunung api kuarter
Mendala ini meliputi pulau-pulau
kecil di sebelah barat pulauHalmahera.
Deretan pulau ini membentuk suatu busur kepulauan gunungapi kuart
er Sebagian pulaunya mempunyai
kerucut gunung api yang masihaktif.
2.
Stratigrafi
Peta
Geologi Halmahera
Urutan formasi
batuan pada daerah Halmahera dari tua kemudadapat dilihat pada penjelasan dibawahin:
1 - Satuan Batuan Ultrabasa;terdiri dari
serpentinit, piroksenit, dan dunit,umumnya berwarna hitam kehijauan, getas,
terbreksikan, mengandun gas besi dan
garnierit. Satuan batuan ini dinamakan Formasi Watileo dan hubungannya dengan satuan batuan yang lebih muda
berupa bidang ketidak selarasan atau bidang sesar naik.
2 - Satuan Batuan Beku Basa terdiri dari gabro
piroksen, gabro hornblende,dan gabro
olivine, tersingkap di dalam komplek batuan ultrabasa dan dinamakan
Formasi Wato-Wato.
3 - Satuan Batuan
Intermediete ;terdiri dari batuan diorit kuarsa danhornblende, tersingkap juga dalam batuan ultrabasa.
4 - Formasi
Dodaga;berumur kapur, tersusun oleh serpih berselingan denganbatugamping coklat muda dan sisipan rijang.
Selain itu ditutupi pula olehbatuan yang berumur Paleosen Eosen yaitu formasi
Dorosag usatuan konglomerat, dan satuan
batu gamping.
5 - Formasi
Dorosa ;terdiri dari batupasir berselingan dengan serpih merah,batugamping. Formasi ini berumur Paleosen-Eosen.
Hubungan denganbatuan yang lebih tua (ultrabasa) oleh ketidakselarasan dan
sesar naik,tebal +250 meter. Formasi ini idengtik denganF ormasiSa
olat.
6.
Satua n B atu g amping ;berumur
Paleosen-Eosen, dipisahkan dengan batuanyang lebih tua (ultrabasa) oleh
ketidakselarasan dan dengan yang lebihmuda
dari sesar dengan tebal +400 meter.g.
7 Satuan B atua n Konglo m erat;tersusun oleh batuan konglomerat sisipanbatupasir,
batulempung, dan batubara. Satuan ini berumur kapur dantebalnya lebih dari 500
meter. Hubungannya dengan batuan yang lebihtua
(ultrabasa) dan formasi yang lebih muda (Formas i Ting teng) adalahketidakselarasan sedangkan dengan satuan
batugamping hubungannyamenjemari. Setelah pengendapan sejak Eosen
akhir-Oligosen Awalselesai, baru terjadi aktifitas gunung api Oligosen
atas-Miosen bawah,membentuk bagian-bagian
yang disatukan sebagai Formasi Bacan.
Formasi
Bacan ; tersusun atas batuan gunung api berupa lava, breksi, dantufa sisipan
konglomerat dan batupasir. Dengan adanya sisipan batupasirmaka dapat diketahui umur Formasi
Bacanyaitu oligosen-Miosen Bawah.Dengan batuan yang lebih tua( Formasi
Dorosa gu ) dibatasi oleh bidangsesar dan dengan batuan yang lebih
muda (Formasi Weda )oleh bidang.
9 Formasi
Weda;terdiri dari batupasir berselingan napal, tufa, konglomerat,dan batugamping, berumur Miosen Tengah
Awal-Pliosen, bersentuhansecara tidak selaras dengan Formasi Kayasa yang
berumur lebih muda danhubungannya secara
menjemari dengan Formasi Ting teng.
1 Satuan Konglomerat; berkomponen batuan
ultrabasa, basal, rijang, diorit,dan batusabak setebal +100 meter, menutupi
batuan ultrabasa secaratidakselaras, diduga berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal.
1 Formasi Ting teng ; tersusun oleh batugamping hablur dan batugampingpasiran,
sisipan napal dan batupasir, umur Miosen Akhir-Pliosen Awal,tebal +600 meter.
Setelah pengendapan FormasI Ting teng terjadipengankatan
pada kuarter, sebagaimana ditunjukkan oleh batugampingterumbu di pantai daerah
lengan timur Halmahera.
B. MALUKU SELATAN
Maluku selatan disusun oleh hasil kegiatan endapan laut
dangkal berumur Plio-Plistosen Sampai Holosen.
Batuannya terdiri dari batu gamping, napal dan abut
lumpur gamping dan endapan alluvium. Urutan batuan dari yang termuda sampai
yang tertua adalah sebagai berikut:
• Formasi manumbai
• Formasi wasir
• Alluvium
Sejarah geologi Maluku selatan dimulai pada zaman miosen
bawah yang masih berupa daerah laut, dirincikan dengan pengendapan batu gamping
dan napal yang berlangsung sampai miosen tengah.
Pada zaman miosen atas-Pliosen bawah terjadi pengangkatan
dan lingkungan pengendapan berubah
menjadi laut dangkal dengan adanya pengendapan batu gamping dan napal yang
termasuk formasi manumbai.
Sumber :
Scrid. Geologi Regional Halmahera. <http://www.scribd.com/doc/38149343/Geologi-Regional-Halmahera#scribd>
(diakses 16 Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar